Mental dan Naluri Penulis
Bismillahirrahmanirrahiim….
Hari Jum’at berkah 23 April
202, pelatihan kelas belajar menulis dengan Thema “Mental dan Naluri Penulis” dipandu oleh bu Aam Nurhasanah dan Nara
sumbernya adalah bu Ditta
Widya Utami, S.Pd.Gr. Seorang penulis muda dengan segudang
prestasi. Mari simak profilnya Nara
sumber cantik kita di https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html.
Hal
pertama yang dibahas adalah Mental Seorang Penulis
Selain
teknik menulis seperti bagaimana membuat outline tulisan, membuat judul, teknik
menulis sekali duduk, pemahaman mengenai gagasan utama, berbagai jenis tulisan,
dan lain sebaginya ; hal lain yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah Mental
sebagai seorang penulis. Keduanya
dibutuhkan untuk membuat suatu tulisan dapat “HIDUP”.
Dikenal
ada 4 Tipe Penulis, yaitu :
1. Dying
writer
Tipe
pertama sering diistilahkan sebaga penulis yang sekarat. Termasuk dalam
kategori ini adalah mereka yang lemah secara teknik pun lemah mentalnya sebagai
seorang penulis. Bisa jadi karena lemah
teknik, tidak tahu bagaimana harus menulis dan mendapatkan ide.
Untuk
menghasilkan tulisan, penulis tipe ini harus berupaya ekstra menghadirkan
kemauannya untuk bangkit dan dapat menulis Kembali.
2. Dead
man.
Penulis
yang “mati”; Tidak diketahui keberadaannya. Terkubur di folder laptop.
Terbungkus lembaran diary, atau catatan yang hanya tersimpan di hp. Belum ada
yang terpublish. Teknik penulisannya sudah
dikuasai karena sudah mampu menulis. Mentalnya yang masih lemah (malu, takut
dikritik dsb) sehingga tidak berani mempublish tulisan. Belum berani membuat
buku atau artikel. Padahal ilmu tentang kepenulisannya sudah mumpuni.
3. Sick
People.
Penulis
tipe ini Teknik penulisannya masih lemah, banyak salah ketik (typo), penggunaan
kata yang sama berulang kali, paragraf yang terlalu panjang dan beberapa belum
sesuai EYD/PUEBI. Kelebihannya, penulis
tipe ini mempunyai mental yang sudah cukup bagus karena sudah berani mempublish
tulisannya. Mereka sudah siap jika ada yang mengkritik, mengomentari tulisan
mereka dan sejatinya sadar masih terdapat kekurangan dalam tulisannya.
4. Alive
Penulis
yang tulisannya hidup dan senantiasa berkarya seperti jantung yang terus
berdetak saat pemiliknya bernyawa.
Penulis tipe ini masuk dalam kelompok "ahli" menulis (kuat
teknik) serta kuat mentalnya.
Cirinya mudah. Meski tingkatan ahli ada pemula, menengah dan sangat ahli, tapi secara umum kita bisa mengenali mereka. Misal saat menulis sudah seperti kebutuhan primer seperti makan. Ibaratnya, jika tak makan akan lapar. Begitu pula mereka yang hidup dalam menulis. Akan lapar menulis bahkan jika sehari saja tak membuat tulisan.
Kelompok
Alive ini termasuk kategori pembelajar sejati. Selalu berproses. Mampu hadapi
tantangan menulis (meski puasa tetep nulis, walau sibuk menyempatkan menulis)
Teknik menulis akan
membaik jika kita sering berlatih menulis. Mental penulis akan terbentuk ketika
kita terus melatih diri mempublikasikan tulisan kita untuk dibaca oleh orang
lain.
Jika
mau jadi penulis hebat, kita harus mau meningkatkan teknik dan mental menulis
kita.
Naluri
Penulis
Naluri
adalah dorongan hati atau nafsu yang dibawa sejak lahir; pembawaan alami yang
tidak disadari mendorong untuk berbuat sesuatu; insting. Dapat pula dikatakan bahwa perbuatan atau
reaksi yang sangat majemuk dan tidak dipelajari yang dipakai untuk
mempertahankan hidup, terdapat pada semua jenis makhluk hidup.
Penulis
sejati berangkat dari keresahannya. Membuatnya berbuat melalui
"tulisan". Ia mengubah dunia dengan tulisan. Mengubah orang-orang
melalui goresan tintanya. Orang yang
memiliki naluri penulis, akan mengoptimalkan seluruh inderanya sehingga bisa
menghasilkan karya berupa tulisan. Misalnya
ada banjir yang melanda, banyak orang mengungsi dsb, kemudian tergerak membuat
tulisan. Ada lagu syahdu yang bisa
menjadi renungan, ia tuangkan dalam bentuk tulisan. Ini pun contoh naluri penulis.
Itulah
contoh penulis yang memiliki naluri penulis.
Selanjutnya
bu Ditta menyampaikan bahwa Kenali diri Anda dan lingkungan Anda, lalu buatlah
tulisan. Maka karya karya yang kita hasilkan akan mengasah naluri penulis dalam
diri kita. Kemudian menyampaikan Tips
mengelola mental menulis, antara lain:
1. Tetapkan
niat, target dan tujuan
2. Ketahui
manfaat kegiatan menulis ini
3. Kenali
kekuatan dan kelemahan diri penulis sendiri
4. Kelola
rasa takut yang muncul saat menulis.
Demikian Resume hari ini
Semoga bermanfaat
Salam Literasi
St. Hadijah
Tanggal
pertemuan: 23 April 2021
Resume
ke: 9
Tema:
Mental dan Naluri Penulis
Narasumber:
Ditta
Widya Utami, S.Pd.Gr.
Gelombang:
18
👍
BalasPadamTerima kasih telah mampir bu Asnati
PadamTerima kasih telah berkenan membuat resumenya Bu 😊🙏🏻
BalasPadam